Jumat, 11 November 2016

Artikel Turun Lapang RSJ LAWANG

Masyarakat Terbelenggu Stres dan Gangguan Sosial.
Esthi Safitri Katulanis
20151023031166
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang






Isi
Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, bertujuan mencegah timbulnya gangguan / penyakit mental dan gangguan emosi, dan berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa masyarakat ( Kartini dan Kartono, 1989).




Kesehatan mental adalah istilah yang mencangkup banyak aspek dari kemampuan kita dalam mengatasi stress dan menikmati hidup. Individu yang memiliki mental yang sehat ditandai oleh ciri-ciri punya energi yang cukup, ada stamina, memiliki kekuatan untuk bekerja, dan badan senantiasa merasa nyaman sehat, mempunyai kemampuan untuk bertindak secara efisien, mempunyai tujuan hidup yang jelas, punya konsep diri yang sehat, ada koordinasi antara segenap potensi dengan usaha-usahanya dan memiliki regulasi-diri dan integrasi kepribadian dan batinnya selalu tenang. Selanjutnya disorder mental atau gangguan mental adalah bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental atau kesehatan mental, disebabkan oleh kegagalan mereaksinya mwkanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan sehingga, muncul gangguan fungsi atau struktur dari satu bagian, satu organ atau sistem kejiwaan/mental. Individu yang memiliki mental yang tidak sehat memiliki ciri-ciri seperti cemas-cemas, ketakutan, cemburu, iri hati, dengki dan lain-lain.




                Faktor-faktor yang sangat menentukan dalam usaha pencapaian mental yang sehat yaitu: 1) kondisi dan konstitusi  fisiknya, yang menjadi faktor penentu herediter sperti sistem syaraf, kelenjar, otot, kesehatannya. 2) kematangan taraf pertumbuhan dan perkembangannya, terutama faktor intelek, kematangan sosial dan moral, serta kematangan emosionalnya. 3) determinan psikologis, yaitu berupa pengalaman-pengalaman, trauma-trauma, situasi-situasi, dan kesulitan belajar, kebiasaan, frustasi-frustasi, konflik dan saat-saat kritis. 4) kondisi lingkungan dan alam sekitar misalnya, keluarga/rumah tangga, famili, sekolah, lingkungan kerja, teman-teman dan lain-lain. 5) faktor adat-istiadat, norma-norma sosial, religi, dan kebudayaan.




Stres merupakan salah satu bentuk gangguan mental emosional yang sering terjadi dikalangan masyarakat perkotaan maupun pedesaan dan pada dasarnya stres menyerang semua orang tanpa memandang usia, pekerjaan, maupun kebangsaan. Stres merupakan reaksi secara fisik atau psikis apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri (Tay Swee Noi dan Peter J. Smith, 1994). Hampir setiap orang menganggap stress buruk, padahal sebetulnya stres kita semua bisa memanfaatkannya. Namun, hal tersebut tergantung pada bagaimana individu mampu menangani stres. Apabila individu mampu menangani stres dengan baik maka akan memberikan manfaat. Individu yang memiliki jiwa yang sehat tentunya akan menyingkapi stres dengan cara yang baik atau sehat pula. namun jika situasi stres tidak bisa diatasi dengan baik, berlangsung sangat lama, maka hal tersebut bisa memunculkan macam-macam bentuk penyakit mental.




Masyarakat dikota besar stres dikarenakan beban pekerjaan, tekanan ekonomi, tuntutan kerja, konflik, dan kecemasan finansial. Kebudayaan modern sekarang ini dicirikan dengan kebudayaan materiil. Kebahagiaan hidup diukur dengan sukses seseorang, khususnya sukses materiil. Juga banyak muncul perebutan untuk mendapatkan status sosial yang tinggi karena manusia memiliki kebutuhan akan harga diri. Maka di kota-kota besar banyak berkecamuk perjuangan hidup yang sifatnya keras, dan sangat individualistik. Akibatnya kemudian muncul macam-macam ketegangan, konflik-konflik batin, kecemasan, rasa takut sehingga akan memberi dampak stres pada individu. Stres yang terjadi diperkotaan dapat menimbulkan gejala atau masalah pengkhianatan, kriminalitas, korupsi dan ganguan sosial patologis lainnya ditengah masyarakat.




Teori ketegangan kompetitif menyatakan, bahwa sebab meningkatnya gangguan mental disebabkan oleh macam-macam perbedaan dan konflik-konflik sosial-ekonomi-politik di tengah masyarakat. Juga terdapat banyak perbedaan kebutuhan dan kepentingan di antara macam-macam golongan. Sehingga terjadilah rebut-rebutan, perkelahian dan peperangan yang beruntun. Keadaan yang tidak aman penuh rasa permusuhan itu mengakibatkan banyak ketakutan dan rasa ketegangan di kalangan rakyat banyak, yang pada saatnya akan membuah kasus-kasus gangguan atau penyakit mental (Kartini dan Kartono, 2009).




Stres juga dapat muncul apabila kebutuhan manusia tidak terpenuhi. Maslow menyatakan bahwa individu yang sehat dan bermanfaat adalah individu yang mampu memenuhi 5 kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta dan kasih sayang, harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri ( Dalam George C. Boree). Kebutuhan fisiologis mencangkup kebutuhan terhadap oksigen,air, protein, dan lain-lain; kebutuhan rasa aman meliputi kondisi aman, terlindung dan stabil; kebutuhan cinta dan kasih sayang meliputi teman, kekasih dan benttuk hubungan berdasarkan perasaan lainnya; kebutuhan harga diri meliputi status, kehormatan, reputasi dan kemuliaan; dan aktualisasi diri meliputi hasrat mewujudkan potensi diri.




Setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya yang bersifat organis (fisik dan psikis) dan yang bersifat sosial. Kebutuhan dan dorongan itu menuntut pemuasan. Timbullah ketegangan-ketegangan dalam usaha pencapaiannya. Ketegangan cenderung menurun jika kebutuhan-kebutuhan terpenuhi dan cenderung naik/makin banyak jika mengalami frustasi atau hambatan. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi atau terhambat, maka hal itu menjadi stressor atau sumber stress bagi individu. Masalah kriminal yang terjadi dimasyarakat seperti pencurian atau perampokkan terjadi dikarenakan individu belum mampu memenuhi kebutuhan fisiologisnya, individu dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia harus menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Sudah dipaparkan sebelumnya bahwa stres merupakan reaksi secara fisik atau psikis apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri (Tay Swee Noi dan Peter J. Smith, 1994). Apabila ia tidak mampu menyesuaikan diri maka, individu tersebut akan mengalami stress. Untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya individu tersebut akan mencari jalan yang tidak baik sehingga terjadilah gangguan sosial yaitu pencurian atau perampokkan yang meresahkan masyarakat.





Teori kompleksitas sosial menyatakan sebab gangguan mental yaitu di tengah masyarakat modern sebagai produk dari pesatnya proses urbanisasi dan industrialisasi, orang sulit mengadakan adaptasi terhadap masyarkat yang serba kompleks, serba otomatis, terpecah-pecah dan serba serabutan itu ( kartini dan Kartono, 2009) . Apabila tidak mampu menyesuaikan diri maka akan menyebabkan gangguan mental seperti stres dikarenakan ada rasa kecemasan tidak mampu mengejar atau menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman, rasa rendah diri dan ketakutan berlebihan.












  






                                                          
Daftar Pustaka :
Kartono, Kartini. (2009). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual. Bandung: Mandar Maju.
Kartono, Kartini. (1989). Hygiene Mental dan Kesehatan Mental Dalam Islam. Bandung: Mandar Maju.
Boeree, C.G. (2013). Personality Theories. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Smith, t. S. (1994). Bagaimana Mengendalikan Stres. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

 






Kamis, 18 Juli 2013

perkembangan IPTEK terhadap ilmu pengetahuan kehidupan manusia

penjelasan tentang perkembangan IPTEK terhadap ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari.
perkembangan IPTEK sangatlah berpengaruh dengan terhadap ilmu dan kehidupan sehari-hari dalam kehidupan manusia,karena dalam pengembangan ilmu pengetahuan banyak sekali perbedaan dari masa dahulu dengan masa sekarang.seperti satu contoh yang paling kita pahami yaitu adalah masuknya globalisasi yang ada pada kehidupan sekarang ini yang mengubah pikiran hidup seseorang dalam ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari.pengaruh IPTEK pasti berdampak negatif dan juga berdampak positif dalam kehidupan sehari-hari.